Keselamatan dan daya tahan struktur-struktur vital—mulai dari jembatan, bangunan, hingga jaringan pipa minyak dan gas—sangat bergantung pada mutu dari sambungan las yang digunakan. Cacat sekecil apa pun pada lasan dapat memicu kegagalan struktural yang fatal dan kerugian ekonomi yang besar. Untuk meminimalkan risiko ini, sektor industri modern mengandalkan teknologi mutakhir, terutama yang termasuk dalam kategori Pengujian Tak Merusak (Non-Destructive Testing/NDT), termasuk dalam hal ini pemantauan keretakan sambungan las.
Penting untuk memahami bahwa keretakan sambungan las dapat mengakibatkan risiko yang serius bagi keselamatan suatu struktur.
Tanpa investasi dalam teknologi yang tepat, risiko keretakan sambungan las akan meningkat.
Dua elemen esensial dalam menjaga kualitas dan integritas ini adalah perangkat untuk mendeteksi cacat las dan alat ukur presisi untuk ketebalan pelapis, seperti PCWI Coating Thickness Gauge. Ulasan ini akan menjelaskan cara kerja alat-alat tersebut dan menekankan mengapa investasi pada teknologi inspeksi ini merupakan langkah strategis demi kelangsungan industri.

Alat Pendeteksi Cacat NDT
Deteksi keretakan sambungan las harus dilakukan secara berkala untuk memastikan tidak ada cacat yang terlewatkan.
Instrumen pendeteksi cacat las merupakan komponen utama dari setiap protokol NDT. Fungsi utamanya adalah menemukan dan mengidentifikasi diskontinuitas atau cacat (misalnya retak, pori-pori, atau kurangnya fusi) yang terdapat di permukaan maupun di bagian dalam material, tanpa merusak objek yang diuji.Teknologi ini sangat penting untuk mendeteksi keretakan sambungan las yang dapat berpotensi membahayakan keselamatan dan keandalan struktur.
Metode ultrasonik ini sangat efisien dalam menemukan keretakan sambungan las yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
1. Pengujian Ultrasonik (Ultrasonic Testing – UT)
Ultrasonic Flaw Detector (UFD) dianggap sebagai salah satu metode yang paling andal untuk mendeteksi cacat yang tersembunyi di dalam material lasan. Metode ini beroperasi dengan memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasonik).
- Cara Kerja: Sebuah transduser atau probe memancarkan gelombang ultrasonik ke dalam area yang dilas. Ketika gelombang tersebut mengenai cacat, sebagian energinya akan dipantulkan kembali. Alat akan mengolah waktu tempuh dan kekuatan pantulan ini (amplitudo) untuk menentukan lokasi, dimensi, dan sifat dari cacat yang ditemukan.
- Keunggulan: Sangat efektif dalam mengidentifikasi cacat internal, mampu memberikan data kedalaman, dan proses pengujiannya cepat. Versi tercanggih, seperti seri NOVOTEST Flaw Detector UD4701PA, dilengkapi dengan teknologi Phased Array (PA) dan Time of Flight Diffraction (TOFD), memungkinkan visualisasi cacat yang jauh lebih detail (A-scan, B-scan, C-scan, dll.).
- Penerapan: Banyak digunakan dalam sektor energi (minyak dan gas), konstruksi berat, manufaktur mesin, dan pembangkit listrik.

2. Pengujian Partikel Magnetik (Magnetic Particle Testing – MT)
Proses ini membantu dalam mengidentifikasi potensi keretakan sambungan las sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
Dengan menggunakan metode ini, kita dapat mengurangi kemungkinan keretakan sambungan las yang berbahaya.
Metode ini sangat cocok untuk mencari cacat pada permukaan dan yang berada tepat di bawah permukaan (sub-surface) material yang memiliki sifat feromagnetik (seperti besi atau baja).
- Cara Kerja: Area lasan dikenai medan magnet. Apabila terdapat keretakan, medan magnet akan “bocor” di titik tersebut (fluks bocor). Serbuk magnetik kemudian ditaburkan; serbuk ini akan menempel dan menumpuk di lokasi kebocoran magnet, sehingga memperjelas visualisasi cacat yang sebelumnya tidak terlihat.

3. Pengujian Penetrasi (Penetrant Testing – PT)
Deteksi dini terhadap keretakan sambungan las sangat penting untuk menjaga keselamatan struktur.
Dikenal juga sebagai Liquid Penetrant Inspection atau Dye Penetrant Testing (DPT), metode ini digunakan untuk mengidentifikasi cacat yang terbuka langsung ke permukaan (surface-breaking defects), termasuk retak rambut, pada hampir semua jenis material yang tidak berpori.
Cairan penetran ini efektif dalam menemukan keretakan sambungan las yang sangat kecil.
- Cara Kerja: Cairan penetran (seringkali berwarna kontras, seperti pada Spot Check Set / Crack Check Penetrant) disemprotkan pada permukaan dan dibiarkan meresap ke dalam retakan. Setelah permukaan dibersihkan, cairan developer (biasanya berwarna putih) diaplikasikan. Developer ini akan menarik penetran keluar dari retakan, menghasilkan indikasi visual yang sangat jelas dan memudahkan inspeksi.

Setelah inspeksi, kami pastikan tidak ada keretakan sambungan las yang terlewat dalam proses pelapisan.
PCWI: Mengukur Kualitas Pelapis Anti-Korosi
Setelah dipastikan bahwa sambungan las telah lolos inspeksi NDT dan bebas dari cacat, tahap krusial berikutnya adalah menerapkan pelapis anti-korosi (coating). Pelapis ini bertindak sebagai pertahanan utama struktur terhadap lingkungan yang merusak, seperti air laut, kelembaban, atau bahan kimia. Jika ketebalan pelapis tidak memenuhi spesifikasi, perlindungan yang diberikan akan menurun drastis.
Alat ini dapat membantu memantau keretakan sambungan las dengan akurasi tinggi.
Dalam konteks ini, PCWI (Protective Coatings & Weld Inspection) berperan penting sebagai penyedia alat ukur pelapis berpresisi tinggi, khususnya PCWI Coating Thickness Gauge.
Fungsi Alat Ukur Ketebalan Pelapis (Coating Thickness Gauge)
PCWI Coating Thickness Gauge digunakan untuk mengukur ketebalan film kering (Dry Film Thickness/DFT) dari pelapis yang melapisi permukaan logam (baik feromagnetik maupun non-feromagnetik).
- Prinsip Utama: Alat ini umumnya bekerja berdasarkan dua metode:
- Induksi Magnetik: Digunakan untuk mengukur pelapis non-magnetik yang diterapkan pada substrat feromagnetik (baja/besi). Ketebalan pelapis memengaruhi kekuatan medan magnet.
- Arus Eddy: Digunakan untuk mengukur pelapis non-konduktif pada substrat non-feromagnetik (seperti tembaga atau aluminium). Perubahan arus eddy yang dibangkitkan digunakan untuk menghitung ketebalan.
- Pentingnya Kalibrasi: Untuk menjamin akurasi, alat ukur ini harus divalidasi menggunakan PCWI Coating Thickness Standards, yang mencakup zero plate dan pelat dengan ketebalan standar yang tersertifikasi (yang dapat ditelusuri ke standar NATA/NIST).
- Mengapa DFT Itu Krusial? Pelapis yang terlalu tipis akan mempercepat kegagalan perlindungan (korosi dini), sementara pelapis yang terlalu tebal bisa menyebabkan retak, pengelupasan, atau pemborosan material. Alat PCWI menjamin ketebalan pelapis telah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
Sinergi untuk Keunggulan Mutu
Integritas aset industri dapat terjamin hanya jika kualitas sambungan las dan kualitas pelapisan diperhatikan secara seimbang.
- Inspeksi Las (NDT): Alat NDT, seperti Ultrasonic Flaw Detector, memastikan bahwa bagian inti struktural (sambungan las) memiliki kekuatan mekanis yang memadai dan bebas dari cacat kritis permukaan atau internal.
- Inspeksi Pelapis (PCWI): Alat ukur presisi PCWI Coating Thickness Gauge memastikan bahwa perlindungan terhadap korosi telah diterapkan dengan benar sesuai standar, menjamin daya tahan struktur dalam jangka panjang.
Dengan mengintegrasikan inspeksi NDT yang ketat pada pengelasan dan pengukuran ketebalan pelapis yang akurat menggunakan standar PCWI, perusahaan dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan kegagalan, memperpanjang usia operasional aset, dan memenuhi semua standar keselamatan internasional. Berinvestasi pada alat-alat ini bukanlah pengeluaran, melainkan langkah strategis yang mengamankan efisiensi operasional, keandalan, dan keselamatan. Oleh karena itu, penerapan alat NDT dan PCWI secara profesional dan rutin merupakan praktik terbaik yang wajib diadopsi oleh industri mana pun yang memprioritaskan kualitas dan keamanan struktural.
Memonitor keretakan sambungan las secara teratur akan meningkatkan umur struktur.
ITG Indonesia dapat memastikan proyek geoteknik Anda memiliki sistem pemantauan yang andal untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi dalam kebutuhan geoteknik anda, termasuk kebutuhan survei Pondasi.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan solusi Instrumentasi Geoteknik terbaik melalui kontak dibawah ini:
INSTRUMENTASI GEOTEKNIK INDONESIA
Integrasi ini membantu dalam mengurangi kemungkinan timbulnya keretakan sambungan las yang dapat merusak struktur.
Hubungi kami untuk solusi terbaik dalam mendeteksi keretakan sambungan las pada proyek Anda dan pastikan bahwa semua sambungan las diperiksa untuk keretakan sambungan las secara rutin.
- Alamat: Jl. Pd. Kelapa Raya No.11, RT.1/RW.4, Pd. Klp., Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13460
- Whatsapp / Email : +62 821-6277-6495 / it.itges@gmail.com







